SUMENEP - Beredar informasi camat Batang - Batang, Joko Suwarno, mundur dari Jabatannya Pada hari Senin 23 Agustus 2021.
Hal itu diungkap oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sumenep, Abd. Madjid pada saat menemui perserta pengunjuk rasa di depan Kantor Bupati.
Kasus Camat Batang-Batang, kata dia, merujuk pada Peraturan Bupati (Perbup) Nomer 31 Tahun 2017, Majlis Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang saat ini diketuai oleh Sekda Sumenep, Kepla BKPSDM sebagai sekretaris dan anggotanya adalah Inspektorat, bagian hukum dan organisasi, telah mengkaji dan membahasnya.
"Saat ini kami sedang proses itu, nanti akan terlahir keputusan Bapak Bupati, yang bersangkutan melanggar kode etik PNS, " ujarnya.
Pada saat ini, ia menyampaikan bahwa yang bersangkutan sudah mundur. "Saya rasa beliau itu peka dan gantelmen, seorang pejabat mengakui kesalahannya dengan mengundurkan diri dari jabatannya, " katanya.
Diketahui, Camat Batang - Batang di tuntut mundur akibat perkataan yang viral melalui video Platform WhatsApp berdutasi 30 detik.
Dalam cuplikan video tersebut disempaikan dalam bentuk Bahasa Madura, kurang jika di Bahasa Indonesiakan ".... Curi Sapinya, kata Bupati, sampai begitu, curi sapinya yang tidak mau di Vaksin, ".
Terlepas dari kasus tersebut, Pemuda Sapudi memandang berbeda dengan apa yang terjadi di Kecamatan Gayam.
Bahkan beredar status pada laman Facebook bernama Salam Kempul, yang tengah membandingkan kasus yang di alami Camat Batang - Batang dengan Camat Gayam.
"Pak Camat kita gimana?, mengenai pengawasan dan pengendalian BBM. Pak, bede e kamma ampean, tore ngopi gelluh, mase elang tadek e kantor pole, " cuitannya di Fb sambil mengupload screnshoot Headline berita Camat Batang-Batang, Selasa, (24/08/2021).
Dia juga menanyakan dimana Pak camat saat ini, bahkan kata dia, Camat Gayam sudah tidak di kantornya lagi alias tidak tau ada dimana.
Dari hasil pantaua media, akun Fb atas nama Salam Kempul itu, ternyata adalah Ketua Organiasi Pemuda di Sapudi. Dia adalah Ketua Pergerakan Pemuda Peduli Sapudi (P3S).
Sebab, ditemukan juga pesan Salam Kampul terhadap anggotanya di Grup Whatsap P3S, Dia mendesak untuk menagih fungsi Camat Gayam sebagai Pengawas dan Pengendali (Wasdal) harga BBM di Gayam.
Tidak hanya itu, Dia juga menuding apa yang terjadi selama ini adalah contoh gagalnya Pemerintah Kecamatan Gayam.
"Segera turunkan Pak Camat, kosongkan Kecamatan karena tidak berfungsi, " Tudinganya.
Saat tim media Indonesia satu mendatangi Kantor Kecamatan, Camat Gayam tidak ada di tempat, bahkan menurut salah satu pegawai disana mengabarkan, bahwa pak camat sedang ada tugas di Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Sampai berita ini dirilis, Camat Gayam, RB Moh Mansyur tidak dapat dibhubungi. Bahkan saat di Telpohone dia juga tidak mengangkat. (qq)