SUMENEP - Menghadapi musim kemarau dan persoalan kekeringan yang seringkali terjadi di Kabupaten Sumenep, masyarakat harus sedini mungkin melakukan antisipasi ketersediaan air bersih utamanya di wilayah yang masuk kategori kering kritis.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi, mengungkapkan, sebagai upaya mengetahui potensi kekeringan yang sering terjadi di Kabupaten Sumenep, pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap daerah rawan kekeringan di semua kecamatan baik di daratan dan kepulauan.
"Sesuai hasil pemetaan yang dilakukan maka dibagi menjadi tiga kategori daerah rawan kering yaitu kering kritis, kering langka dan kering langka terbatas, " jelas Wahyu, Jum'at (05/08/2022).
Dalam prediksi tahun ini, ada tiga kecamatan yang masuk kategori kering kritis, namun BPBD sudah siap melakukan distribusi air jika ada laporan dari masyarakat yang membutuhkan suplai air bersih.
Baca juga:
Tony Rosyid: Semarang Banjir, Kemana Anies?
|
Dijelaskan Wahyu, tiga kecamatan yang masuk daerah rawan bencana kekeringan kategori kering kritis, yaitu di Kecamatan Pasongsongan Desa Prancak, Kecamatan Talango di Desa Kombang dan Poteran, serta Kecamatan Batuputih yang hampir semua wilayahnya rawan kekeringan.
“Untuk tiga daerah kering kritis harus lebih hemat dari sekarang supaya tidak kebingungan saat kemarau, karena saat ini masih ada hujan, ” tandasnya.
Sementara itu, Wahyu mengingatkan masyarakat harus lebih siap melakukan mitigasi bencana kekeringan sejak dini, di antaranya lebih hemat penggunaan air dan tidak menebang pohon utamanya di daerah sumber air.
Bahkan, diingatkan pula pada musim kemarau masyarakat juga harus mewaspadai bahaya kebakaran. (*)